Remember to follow the [reddiquette](https://reddit.zendesk.com/hc/en-us/articles/205926439-Reddiquette), engage in a healthy discussion, refrain from name-calling, and please remember the human. Report any harassment, inflammatory comments, or doxxing attempts that you see to the moderator. Moderators may lock/remove an individual comment or even lock/remove the entire thread if it's deemed appropriate.
*I am a bot, and this action was performed automatically. Please [contact the moderators of this subreddit](/message/compose/?to=/r/indonesia) if you have any questions or concerns.*
ingin buka usaha, tapi banyak preman & ormas dengan alasan uang keamanan, terus di kantor pemerintah untuk ngurusin dokumen usaha juga harus ada uang pelicin, padahal ngebuka lowongan kerja tapi ya gitu ngapain dipermudah mending dipersulit. makan tuh ormas
Those fuckers are also the reason why foreign investors would rather go to Malaysia or Vietnam or Thailand instead of here (thus, lost of jobs too). Fuck em and fuck all the enabling politicians and popos and everyone involved.
fuck popos.
ga menutup kemungkinan ada popo yang bener, ada pasti. tapi mayoritasnya pasti busuk.
tambahan dikit. di salah satu kota di sumatra barat ada tempat jual miras oplosan yang dikelola preman yang letaknya persis di belakang kantor popos. cuih popo
Bukan somehow. Almost 90%....
Pilihan nya being dan kepalanya either Polisi atau Tentara. Pick one.
Karena greediness never know bounds. And it's even on both of those institutions. Karena jadi PNS itu gajinya kurang, ingin kerja PNS tapi pendapatan konglomerat. Kalau ga gitu malu.
Sad story about my fam
jualan lontong di CFD trs rame banget (emang enak si) tp hrs berhenti gegara pungli. ortuku sehari2 punya kantin disekolaan, buat income tambahan mereka cari rejeki jual sarapan di CFD, sempet rame, rejekinya mayan I can go school trip, bisa beli buku paket sekolaan tanpa hrs fotocopy mulu. eh hrs berhenti gegara dipalakin preman pdhl dah bayar stand, trs tetiba ada parkir liar jg. gegara itu cust yg dateng turun, pungutan preman + bayar ke pemkot buat sewa tempat jg naok. alhasil untung g gede2 amat juga untungnya, imagine jualan dari jam 6-11 siang cmn untung 100rb an🥲dr awal bisa 400-600k. plus makin banyak yg jualan jg, agreement space jd makin sempit. feels bad back then, org2 begitu emg ngancurin rejeki orang
Pengen rekrut dengan cara post di grup loker FB. Di satu sisi pada melas" minta kerja, di satu sisi ngeliat post yg malah jadi drama nyalahin penginterview dll.
Also, di sini ormas buanyak tenan
chat kek gini gw pikir cuma sekedar meme doang. bbrp taun lalu cewe gw kerja di sebuah toko fashion, jadi HR & ngurusin rekrutmen jg, trs dia cerita ada bbrp orang nyari kerja chat kek gitu ke dia.
Mereka mah gak bakal mampus, pemasukan mereka dari pajak penghasilan turun, mereka tinggal bikin aturan pajak baru. Lama-lama lu bernapas aja dipajakin sama mereka.
kemaren katanya pendidikan tinggi kebutuhan tersier, padahal lowongan kerja minimal S1 semua. Ini efek UKT blom kerasa udah banyak yg nganggur terus bingung takut pajak jeblok. Ini kementrian gk bisa tegur satu sama lain kah?
They're playing the long game so you'd only need highschool certificate to apply for non-technically demanding jobs. Companies will have no choice but to hire highschoolers if it's all they have.
Then, we'll have the poverty wages needed to be a competitive exporter along with the protectionist tarriffs. All according to plan.
The companies still have a choice to move to other places like vietnam (?) Which is close by.
Also, I don't see how easy access to higher education correlates to higher wages. Wouldn't more people with higher education make the wages of highly educated people lower? And make the wages of lower educated people even lower? Simple supply and demand affect wages. Not average education level.
You're correct in principle.
However, jokowi wants more low-skilled factory workers if he's still keen on following china's footsteps, making Indonesia the next "world's factory" as china climbs for a more high-tech industry a la the previous tigers of japan and S. Korea. Low-skilled factory workers don't need higher education. He doesn't want them getting ideas like unionizing and demanding higher wages like US' workers.
Ah.. I see. I didn't factor in unions.
However, this is not decisive. We still have labor unions of factory workers here. Even though they're not really highly educated (Cmiiw).
Another example, in IT, there are no unions.
But I can see why he would think that way. If it's true.
Also, my personal belief is it wont work. It's too late to focus on low-skilled factory workers. So many automations lately, it will cut a huge portion of low-skilled force. Can't replicate the '50s anymore.
Now that you said it, we don't see union strikes in the news anymore unlike SBY and mega's reign. Maybe that point is moot, wonder what happened there.
On the point on IT worker unions, i think it's because progammers can have widely different work outputs depending on their skills. It doesn't make much sense for a whiz making 30 mio/month to collectively bargain alongside someone fresh out of a bootcamp. At least that's how a youtube lawyer (hoeg law) explained to me why there's no lawyer unions; he doesn't want to be tied to people with widely different skills.
There are many ways that the government can take to reduce unemployment, but raising the number of job openings in the market is not one of them. The government doesn't have direct power over it.
Economy is complex.
Sebenernya iya, cuman headline aja yang mbikin kesan orang pemerintah peduli bottom line saja. Kalau sy baca konten nya tidak separah itu sih quote nya, cman ya gitu ragebait headline yang framing mereka incompetent dalam memberi jawaban ke pers.
They got me to click tho so fair play.
Yah to be fair dia org kemkeu, that’s his job to worry about national revenue kan. Satu2nya data yg dia bisa baca dan prediksi ya pasti masalah pajak. Kalo dia jg disuruh mikirin lapangan tenaga kerja dan kualitas SDM trus menaker dan mendikbud disuruh ngapain?
Bukan scope dia untuk bicara hal2 gitu juga. Bayangin dia nyeleweng ngomong tentang hal diluar expertise dia, malah resiko lebih besar salah ngomong dan bisa disewoti sm orang² di menaker sm mendikbud nya pula.
It is complex but the government can certainly increase the job market. This was done in the US post WW2. They increase gov’t spending for infrastructure development across the country, literally built highways to nowhere. In the short run it provided new jobs for the construction, and in the long run it helps development of those remote areas, increasing commerce and other economic activities.
But I doubt this will ever happen here with the amount of corruption when it comes to gov’t projects.
Gk perlu jauh2 ke WW2
Ini sudah dan sedang terjadi di Indonesia sekarang. Pembangunan infrastuktur besar2an dalam 10 tahun terakhir emang buat apa? Yg paling immediate hasilnya ya menyerap tenaga kerja dan muter ekonomi, mulai dr kulinya sampai vendor2nya.
Pemerintah naikin pajak directly contribute ke naiknya unemployment. Harga2 naik, daya beli turun, penjualan turun. Badan usaha makin susah buat hire tenaga kerja.
Tapi tenang aja karena ada IKN dan makan siang gratis.
Bukannya tidak peduli, tapi pada takut ditusuk dari belakang
Coba liat Ahok, the man really care to his citizen, gubernur mana yang bikin apartemen 300 ribu sebulan buat warganya, mengurangi kemacetan, birokrasi jalan lancar, DAN menciptakan pekerjaan bullshit (pasukan warna warni) yang sebenarnya ga perlu tapi dia lakukan biar mengurangi pengangguran di jakarta
Look what happen at 212, it truly hurt my heart that shitshow happen
*menciptakan pekerjaan bullshit (pasukan warna warni)*
Bullshit" gitu masanya ada hasilnya kok. Bener lebih bersih. Inget waktu itu ke jakarta bisa ngeliat sungai warna rubah dari coklat ke hijau/biru.
lho, malah menurut gw harusnya limitless. how? by loosening stupid regulations, and actually supporting value creation process di bawah2.
i.e ini yang gw kepikiran aja nih: regulasi2 blo'on soal internet diapus2in, internet dikencengin, esports dibina, proses commerce di masyarakat dibantu, banyak lho
Wrong
Saya pribadi percaya kalo tehnologi dibatasi malah akan membuka lowongan kerja
Ga usah jauh2, beberapa temen ane beli roomba (robot sapu empel rumah) udah ga pernah manggil pembantu lagi
That shit wipe millions job for millions indo woman
Lagi panik
Daya beli warga lesu
Supply job vacancy lebih dikit daripada demand
Becuk lagi jadi bahan lawakan
Sama....ukt yang lagi naik
Ya ini bias sih
Khawatir karena berdampak menurunnya PPh/pajak penghasilan?
Hahahahaha sekarang aja kebanyakan gajinya pada dibawah UMK/UMP gaji segitu belum kena wajib pajak, itu aja masuknya susah.
Sudahlah pak duduk manis saja di kantor sambil menunggu bom waktu
Bukan nganggur, gelap (diluar pengawasan pajak). Ya kali orang indo ga mikir duit.
Jukir liar, pengamen, calo, ormas, sampe rt rw camat lurah bpn kejaksaan dishub ditlantas satpol, mo urus tilang sim stnk kir bpkb hgb shm, dimana2 juga mata duitan smua.
Semua peraturan seperti disengaja ada loophole atau bottleneck yg bisa dipake buat ngantongin duit.
Indonesia masih mayoritas perekonomian "kotor" (suap, kkn, transaksi cash, dkk.).
Mau rapi ala2 Jakarta SCBD biar bisa dipajakin? Mimpi kali.
Yg di daerah mana mau dan ga bakal mau, soalnya ga bisa digelapkan sama yg pegang kuasa disana.
Yg businessowner juga pada gamau soalny ga bsa tax evasion, bohong lapor pendapatan buat yang transaksinya cash only.
Blom lagi juga alasan kenapa harga2 masih bisa tergolong murah. Kalo ditransparansikan tuh harga bakal naik semua gara2 harus itungin pajak juga ke harga jual.
Sebagai negara yg banyak touting mau jadi negara agamis ini negara laughably corrupt as fuck
Kalau jaman sekarang ini beneran di PPN dari bahan baku 0 sampai jadi, harga itu bakal meroket bukan main. Oh ya, transparansi ya. Berarti plus gaji naik full jadi UMR + tunjangan ya.
Petani itu rata" penghasilan 1 juta per bulan. Dari situ mau tarik pajak? Coba naik jadi UMR lalu bayar pajak, bisa tapi siapa yg mau bayar beras? Blum markup dari tengkulak; dari pabrik, dari juragan, dari toko.
Garuda, krakatau, pertamina, wika, jiwasraya. Damn, the biggest names and the biggest corruption. Ini macam" perusahaan yg udah monopoli lho. Krakatau itu udah standar nasional baja lho, baja diukur dari standar krakatau. Dan masih bisa MINUS?
Rakus itu bener" ga ada batasnya.
Pemerintah mengkhawatirkan terganggunya penerimaan negara akibat hampir 10 juta Gen Z menganggur. Pasalnya, jumlah anak muda yang menganggur diterjemahkan sebagai risiko yang bisa menekan potensi pajak ke depannya.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, ini karena peranan masyarakat dalam dunia kerja sangat berpengaruh terhadap pendapat atau daya beli mereka.
Selain itu, bila masyarakat produktif tidak memperoleh pendapatan, setoran penerimaan negara bisa saja terganggu ke depan, salah satunya dalam bentuk pajak penghasilan atau PPh.
"Karena itu kita menginginkan suruh elemen masyarakat bisa aktif di dalam dunia kerja, sehingga bisa menghasilkan pendapatan, terus juga bisa menghasilkan penerimaan buat kesejahteraan dia sendiri," kata Suahasil di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Jumat (17/5/2024).
- Bukannya khawatir pada kelaparan malah khawatir gak ada setoran pajak / gak tembus target 🙃
....Ato jangan jangan Khawatir engga bisa hidup hedon lagi maksud'nya?
>Bukannya khawatir pada kelaparan malah khawatir gak ada setoran pajak / gak tembus target 🙃
Bukan kerjaan mereka sih untuk mengkhawatirkan hal tersebut, kan tugas kementerian yang lain itumah.
I mean, what they are saying was a bit insensitive, but you know...
Karena menurut pemahaman dia, urusan pangan itu urusan pertahanan negara.
Logistik pertahanan + jaga kedaulatan supaya ga tergantung impor.
Logika komandan tentara dibawa ke kementerian. Bisa dipahami sih. Tembak-tembakan dan strategi-strategian itu cuma ujungnya perang. Dasarnya itu menyediakan cukup perbekalan untuk sebanyak-banyaknya orang dalam kegiatan pertahanan negara (mulai dari makanan pasukan sampai menjaga industri senjata dan amunisi bisa jalan terus). AS menang Perang Dunia II karena logistik paling aman.
>"Karena itu kita menginginkan suruh elemen masyarakat bisa aktif di dalam dunia kerja, sehingga bisa menghasilkan pendapatan"
Tidak tai, Sherlok. Banyak orang pengen dapet kerja.
> "Karena itu kita menginginkan suruh elemen masyarakat bisa aktif di dalam dunia kerja,
ya emang supermayoritas pengen kerja pak
dan tentunya kalau pengen orang dipajakin, pencari kerja dapat kerja dengan gaji melewati batas tidak wajib pajak
kalau gajinya murah terus sama aja boong
sample user pengguna server indonesia
-> bpk sopir, emak serabutan, total penghasilan perbulan : 5jt
-> anak lulusan sma, ingin kuliah ukt 15jt (2.5jt perbulan), minta keringanan gk dikasih karena punya motor
-> gk mampu kuliah, mau nabung dlu ajah cari kerja
-> mau kerja rebutan dengan 200an pelamar lainnya untuk 1 posisi
-> kgk dapet-dapet kerjaan
-> akhirnya buka usaha sendiri
-> profit cuma 2jt perbulan, abis buat biaya hidup
-> kesehariannya jaga usaha & lamar ditempat kerja
-> dapet kerja gaji 5jt/bulan ijazah ditahan
-> baru tau kalo thr gk dibayar & kerja 12 jam sehari (itu juga masih diomelin kurang produktif)
-> balik lagi jaga usaha
-> telah nyaman dengan usahanya jadi sampai meninggal tidak berpendidikan
I speak as an ex Bidikmisi receiver, penghasilan 10 juta kebawah masih notabene penerima KIP-K/Bidikmisi
Meski official rules dibawah 4 juta, kenyataannya sedikit yang mendaftar KIP/Bidikmisi karena self apply bukan otomatis dari pemerintah.
Jadi untuk memenuhi kuota, banyak univ menerima yang penghasilan diatas 4 juta asal tidak ketinggian agar kuota terpenuhi.
Karena sistemnya kayak pemerintahan, kalo tidak memenuhi ya tahun depan dikurangi kuota nya, malah kasihan kalo mahasiswa miskin nambah tahun depan toh?
Salah satu efek buruknya kita lihat di sosmed ada anak BM foya-foya karena keterima asal kuota, tapi bagi banyak universitas itu necessary evil untuk memenuhi kuota agar tidak turun.
Yup. Mesti 20% mahasiswa itu UKT kelompok 1-2 dan penerima beasiswa KIP (nama Bidik Misi jaman sekarang) soalnya. Daripada itu 20% isinya UKT kelompok 1-2 yang cuma bayar 500 ribu dan 1 juta. Mendingan narik menuhin itu 20% dengan penerima beasiswa KIP soalnya KIP pemerintah bayarin full ke universitas.
Kerjaan sekarang aja persyaratan umur maximum 25 tahun, kok kaget banyak yang nganggur? Benerin aturan kerjaan biar gak ada batas maksimum umur. Ageism di Indonesia parah banget.
Orang luar negeri power balance nya disisi employee karena replacement rate mereka dibawah rata-rata. Sehingga muncul imigrasi sebagai solusi meningkatkan power balance ke sisi employer.
Negotiating power kita akan lebih besar di LN yang ngga anti imigrasi seperti singapur.
>Orang luar negeri power balance nya disisi employee
Lmao, coba bilang itu ke r/recruitinghell.
Dan Singapur punya kuota pegawai Luar negeri di setiap perusahaan, untuk pekerjaan yang profesional, biasanya diisi oleh eksekutif dan spesialis dari negara barat.
Bukannya membantah, tapi ga semudah itu juga tinggal daftar luar negeri, apalagi bagi sebagian besar SDM Indonesia.
Recruiting hell is based on USA, yang justru karena mass immigration power balance kuat di employer, proving my point no?
Aku sering kok kesitu, dan main point mereka pun shitting on immigrant with H1B karena mereka sadar imigran kenapa mereka masih ada di recruting hell.
About Singapore, baru april kemaren ada temen dapat offer buat tech, mungkin agak bias tapi masih lancar kulihat.
Menurut ku ini dampak negatif bonus demografi, terlalu banyak persaingan sehingga power balance di sisi employer, bebas syarat apapun demi filter kandidat.
Menunjuk ke ageism tidak menyelesaikan masalah karena itu symptoms nya, filter 1 jatuh filter lain bakal bermunculan seperti lookism or behaviourism.
Setuju, sebagai gen Z juga kalo lihat beberapa lowker sampe heran dari umur, look, etc. Ini yang bikin gen Z juga susah dikerjaan Indonesia krn bonus demografi tapi malah tingkat pengangguran juga tinggi
Kadang aku kepikiran: kalo misal gara2 urbanisasi & living cost kota tinggi jadi jeblok birthrate kita, apa pekerja jadi lebih dihargai, seenggaknya 50an thn dari sekarang?
Gue gak tau, tapi banyak random stranger di medsos gue (profesinya hr) suka baper kalo denger ledekan 'diatas 25 tahun udah dianggap usia pensiun' lmao
Idk man, most of us gen Z are fast approaching the absurd arbitrary job requirements of max 25 thn and some already reached that age and unable to find work unless inside man and some of us are still in college with expensive tuition and absurd assignments.
Sure, college is a tertiary education but the society didnt think so and most if not all jobs requires you to have a college degree and those who are able to get a job are paid scraps bordering slavery working on a Japanese work culture, North Korean jobdesk, Somalian salary with a living cost of the US.
Anak jaman sekarang banyak yang jadi overachiever, baru semester awal dah magang di PT² yang lumayan, portfolio lomba ini lah itu lah, dll. Akibat akses informasinya jadi super mudah+kegiatan MBKM
Emang hidup makin sulit aja level survivalnya gara² persaingan tinggi akibat jumlah orangnya banyak dan pemerintahnya gak jelas ngembangin lowongan kerja (stratap tech tross lu genjot dari kapan tau, noh bidang² saintek lain atau soshum nyari kerjanya setengah mati gara² loker dikit kecuali jadi akademisi/nyari diluar. Sekarang tech winter langsung nambah tuh pengangguran )
Temen gua baru semester 3 udah magang di kejagung ajg ikut AIESEC pula, katanya buat ngewarnain linkedin. Ada pula temen gua yang baru lulus IT pada susah nyari kerja dan yang dapet kerjaan pada ngikut bapak
ya itu, kurikulum sekarang pada gencar gencar mahasiswa buat ikutan organisasi yang bukan dalem kampus sama ngeglorify kalo cari kerja gampang kalo ikutan magang di tempat tersohor dan organisasi international ataupun nasional dan sebaiknya cari di awal awal kuliah biar nanti cari magang gampang katanya
Ini bukan kurikulum melainkan dorongan globalisasi lowongan kerja
Dulu nyari yang banyak histori magang/organisasi susah sekarang gampang dengan itu yang gacor senakin keliatan
>pemerintahnya gak jelas ngembangin lowongan kerja
Kmaren pas pilpres, literally ada dua calon yg bilang mw hapus batasan umur dlm dunia kerja tapi ga ada yg peduli
I guess orang kita memang nggak bisa aware sama isu-isu esensial
Ya sukurin.
Ibaratnya kalau ternak sapi, gak mau kasih makan sapinya tapi mau perah susunya terus.
Di satu sisi UKT naik diem2 bae, sedangkan apa2 kerja sekarang butuh S1. Lulusan S1 juga belum tentu bisa kerja karena pendidikannya gak sesuai dengan yang dibutuhkan di dunia kerja.
Sebenernya angka lahir udah menurun, malah stagnan. Bukannya angka lahir indo justru harus naik buat rate replacementnya?
Di saat yang sama, ya..bonus demografinya ini yg harus diolah
Wkkwkw padahal banyak anak muda, instead of banyakin loker, mudahkan akses pendidikan, benerin aturan investasi biar pemodal percaya dan pekerja bisa tenang, they focus on: invest new city✨
> invest new city✨
Kemarin-kemarin saya ngelihat hasil seleksi lowongan di IKN.
Banyak lowongan, tapi peminatnya di beberapa posisi kelihatan kurang. Misalnya ada yang butuh 5 orang, yang ngelamar cuma 3, lolos seleksi 1.
Itu lapangan kerja. Pada ngelamar ke sana gih?
Masalah paling besar ikn ini kan kemungkinan "gagal"nya Masih gde, ditambah dengan masyarakat lokal Yang aji mumpung, nyewain kos seharga jakarta dengan fasilitas sangat minim (cari aja deh thread lama di sub ini). Infra belum selesai, jadi gak menarik gitu buat pindah ke sana. Tapi kalau desperate kerja sih lumayan resiko sukses nya juga ada
Jujur prospek masih kurang stabil sebelum prabowo naik tahta (oktober), makanya perusahaan hiring nya masih belum besar-besaran nunggu momen yang tepat.
Berlaku juga untuk pelamar, ada lapangan kerja tapi masa depan tidak bisa diprediksi ditambah faktor mental rakyat kita masih minimalisir resiko dibanding reward.
Kita tidak punya high risk high reward culture kayak di USA sehingga startup merajalela, mental kita masih ngikut europe(mungkin turun dari belanda) yang konservatif dalam analisis resiko.
lagian buat keterima seleksi kerja aja susah amat, gw aja yang lulusan termasuk ptn favorit nganggur 2 tahun gara-gara ga dapet - dapet kerja sampe harus ambil sertifikasi baru dapet. gw tau dalam kasus gw itu bukan salah pemerintah, tapi udah tau bakal ada bonus demografik bukanya menambah investor untuk bikin lapangan kerja di indo, atau rapihin tu ormas biar orang yang ingin bisnis ga ada ketakutan bakal di palak
Sertifikasi ini agak gimana ya, sebenernya bagus untuk jabatan tinggi sama specialis tapi kurang bagus untuk posisi entry level. Apalagi sertifikasi kalau bayar sendiri cukup lumayan harganya. Parahnya lagi program prakerja gak bisa buat sertifikasi bnsp.
ini politisi indo polos atau emang masa bodo ya? atau ini klikbait title? mungkin di pikiran kementrian keuangan kek gini " 10 juta gen z nganggur? bodo amat itu urusan kementrian pekerjaan, yang beginian bakal ganggu pajak pendapatan negara"
Out of all thing to be concerned about unemployment issue, they worries more about tax income which are like one of the least concern on unemployment compared to... you know crime rate and economic recession.
Absolute state of this country smh.
Tuh wiraswasta yg jualan di pasar pajakin berani ga ?
Dikit dikit nyalahin gen
Pemerintah dan masyarakat sendiri yg failure bikin investor asing mau invest disini, yg ada mereka malah bikin pinjol beranak pinak di indo
saya pernah bahas di suatu grup komunitas discord, ada genz yang dikantor ga mau kerja alasannya ga termotivasi. Ada yang bilang gini : "Ya salah kantor lah, mustinya bikin project yang menarik buat gen-z itu"
trus saya bales "Kalo gitu ya tuh genset keluar aja, biar orang laen yang mau kerja yg masuk", eh malah dithumbdown
Please pak, gue mau kerja aja dimana2 loker persyaratan minimal 25 experience minimal 3 thn. Gaji umr padahal jenis pekerjaan yg butuh S1 dan kantoran. Pacar gue yg bule super surprised ama keadaan Indon dia bilang mending jadi barista starbucks di negaranya.
Well, i'm gonna say its a valid concern for him (kemenkeu) karena emang tugas dia buat malakin. Its certainly tone deaf and SHOULDN'T come from govt officials like him. Harusnya dipertanyakan, Kemnaker ngapain aja?? Harusnya mereka yg diwawancara. Peraturan ketenagakerjaan kek nonexistent dan tidak memihak pekerja.
Minta pajak doang. Orang bikin usaha aja gak dilindungi dari preman yang harusnya pembayar pajak minimal dilindungi. Makan situ keuntungan jangka pendek walaupun kalau kolaps negara ini nanti makhluk pemerintahan kayak gini tinggal kabur ke luar negeri pakai gabut mereka.
Udah bayar aja jalan bolong polisi tidur ga jelas lampu jalan byarpet
Jalan tol puluhan tahun ga jadi freeway tetep aja berbayar terus
Sampah mo diangkut bayar lagi
Lapor polisi hilang mobil? Hilang 1 lagi. Pungli juga dimana mana...
Bpjs juga benernya motong gaji mau alasannya perusahaan yg bayar juga
Sekolah gratis tapi kualitasnya .... ya gitu lah....
Public transport bisa dibilang ga ada...
Parkir di pinggir jalan disuruh bayar lagi
Padahal pajak sudah dobel dobel....
Pengen marah tapi udah tupoksinya sih, solusinya bukan wewenang Kemenkeu.
Coba kalau Mendikbud atau Menaker yang ngomong gini padahal solusinya di tangan mereka....
lagian goblok juga sih, ngasih lowongan wajib maksimal usia XX tahun. harusnya pemerintah sendiri yg ngelarang adanya pembatasan usia, bukan malah bikin aturan yang ngebolehin ada batas usia.
Alasan kekhawatirannya itu lho......
Ayah menganggur, ibu khawatir setoran bulanan jeblok...
Apabila setoranan bulanan tidak jeblok maka ibu tidak akan khawatir walaupun Ayah menganggur.
premis manga kalau pemerintahan korup ya ketika masyarakatnya mengaggur dan ngak makmur, landlordnya justru mikirnya gimana caranya menambah setoranpajak
"Karena itu kita menginginkan suruh elemen masyarakat bisa aktif di dalam dunia kerja, sehingga bisa menghasilkan pendapatan, terus juga bisa menghasilkan penerimaan buat kesejahteraan dia sendiri," kata Suahasil di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Jumat (17/5/2024).
Hilih kintil paling penerimaannya buat dikorup lagi
Gimana klo punya anak dipajakin wkwk..
Lebih dr 2 kena progresif.. sebenernya pekerjaan selalu ada asal kreatif lahan subur sungai danau laut kaya ikan botol gelas akua tak bertuan, plorot celana dapat uang, yg penting jgn malas
Remember to follow the [reddiquette](https://reddit.zendesk.com/hc/en-us/articles/205926439-Reddiquette), engage in a healthy discussion, refrain from name-calling, and please remember the human. Report any harassment, inflammatory comments, or doxxing attempts that you see to the moderator. Moderators may lock/remove an individual comment or even lock/remove the entire thread if it's deemed appropriate. *I am a bot, and this action was performed automatically. Please [contact the moderators of this subreddit](/message/compose/?to=/r/indonesia) if you have any questions or concerns.*
Lah
Lah
Lah³
Lah⁴
Lah si bambang malah khawatirin pajak
Lah⅘
Lah5/6
Lah^(177013)
Loh°
Lah¹⁰
Lah\^10\*e3
Lah ™
Lah
Lah peler
Horok
ingin buka usaha, tapi banyak preman & ormas dengan alasan uang keamanan, terus di kantor pemerintah untuk ngurusin dokumen usaha juga harus ada uang pelicin, padahal ngebuka lowongan kerja tapi ya gitu ngapain dipermudah mending dipersulit. makan tuh ormas
Those fuckers are also the reason why foreign investors would rather go to Malaysia or Vietnam or Thailand instead of here (thus, lost of jobs too). Fuck em and fuck all the enabling politicians and popos and everyone involved.
Why blame popo?
Logikanya preman ama ormas gak akan merajalela kalo polisi kompeten, gak bekerja sama, gak disuap pake duit. Im sure they're involved somehow.
fuck popos. ga menutup kemungkinan ada popo yang bener, ada pasti. tapi mayoritasnya pasti busuk. tambahan dikit. di salah satu kota di sumatra barat ada tempat jual miras oplosan yang dikelola preman yang letaknya persis di belakang kantor popos. cuih popo
Kalo lu popo bener ga bakal dapet posisi. Bakal ditahan di situ situ doang ato dimutasi ke negeri entah berantah.
Bukan somehow. Almost 90%.... Pilihan nya being dan kepalanya either Polisi atau Tentara. Pick one. Karena greediness never know bounds. And it's even on both of those institutions. Karena jadi PNS itu gajinya kurang, ingin kerja PNS tapi pendapatan konglomerat. Kalau ga gitu malu.
somehow does not describe probability. so yeah im asserting they are involved, I just don't know how.
Sorry tapi popo itu apa?
Yg di Dragon Ball.. Yg item bibir nya merah..
Disini badannya coklat matanya merah
matanya ~~merah~~ hijau FTFY
Ah yg di jalan sering cosplay pramuka itu ya..
Popolisilice
Sad story about my fam jualan lontong di CFD trs rame banget (emang enak si) tp hrs berhenti gegara pungli. ortuku sehari2 punya kantin disekolaan, buat income tambahan mereka cari rejeki jual sarapan di CFD, sempet rame, rejekinya mayan I can go school trip, bisa beli buku paket sekolaan tanpa hrs fotocopy mulu. eh hrs berhenti gegara dipalakin preman pdhl dah bayar stand, trs tetiba ada parkir liar jg. gegara itu cust yg dateng turun, pungutan preman + bayar ke pemkot buat sewa tempat jg naok. alhasil untung g gede2 amat juga untungnya, imagine jualan dari jam 6-11 siang cmn untung 100rb an🥲dr awal bisa 400-600k. plus makin banyak yg jualan jg, agreement space jd makin sempit. feels bad back then, org2 begitu emg ngancurin rejeki orang
Pengen rekrut dengan cara post di grup loker FB. Di satu sisi pada melas" minta kerja, di satu sisi ngeliat post yg malah jadi drama nyalahin penginterview dll. Also, di sini ormas buanyak tenan
Cosplay jadi job seeker. P P P Info loker bang P P Gajinya berapa ya?
chat kek gini gw pikir cuma sekedar meme doang. bbrp taun lalu cewe gw kerja di sebuah toko fashion, jadi HR & ngurusin rekrutmen jg, trs dia cerita ada bbrp orang nyari kerja chat kek gitu ke dia.
Bussiness owner here. Gw ditanyain gaji berapa gak terlalu masalah, tapi sisa chatnya yg lain ngajak ribut
itu mau nyari kerja apa mau jadi pelawak
Kalo mau lancar harus deket2 preman satunya: polres 🤭
Polres juga berapa nyawernya mahal
kalo buka bisnis makanan dan minuman. ada MUI
Gua malah dukung gini aja terus biar mampus tuh yang makan gaji buta 🤣🤣🤣
Mereka mah gak bakal mampus, pemasukan mereka dari pajak penghasilan turun, mereka tinggal bikin aturan pajak baru. Lama-lama lu bernapas aja dipajakin sama mereka.
Kantor bayarin pajak lu aja dipajakin sekarang. Indahnya negeriku.
Nah kalo ini nanti bisa dicounter, kalo saya bernapas dipajak berarti anda juga harus dipajak, bukan aturan untuk anda, bukan untuk saya 🤣🤣
Bakal sama kayak pph sekarang aja sih, mereka bakal cari cara gimana jumlah yang harus mereka bayar kecil.
Solusinya privatisasi wilayah mirip BSD, gak ada tuh jukir & ormas malak cuman efek kesenjangannya jadi tinggi
Wow TIL. Se extent apa privatisasi disana? Jadi gimana untuk keamanan dll?
diurus langsung sama sinarmas , sama kyk pik diurus langsung oleh pengembang .
kemaren katanya pendidikan tinggi kebutuhan tersier, padahal lowongan kerja minimal S1 semua. Ini efek UKT blom kerasa udah banyak yg nganggur terus bingung takut pajak jeblok. Ini kementrian gk bisa tegur satu sama lain kah?
They're playing the long game so you'd only need highschool certificate to apply for non-technically demanding jobs. Companies will have no choice but to hire highschoolers if it's all they have. Then, we'll have the poverty wages needed to be a competitive exporter along with the protectionist tarriffs. All according to plan.
The companies still have a choice to move to other places like vietnam (?) Which is close by. Also, I don't see how easy access to higher education correlates to higher wages. Wouldn't more people with higher education make the wages of highly educated people lower? And make the wages of lower educated people even lower? Simple supply and demand affect wages. Not average education level.
You're correct in principle. However, jokowi wants more low-skilled factory workers if he's still keen on following china's footsteps, making Indonesia the next "world's factory" as china climbs for a more high-tech industry a la the previous tigers of japan and S. Korea. Low-skilled factory workers don't need higher education. He doesn't want them getting ideas like unionizing and demanding higher wages like US' workers.
Ah.. I see. I didn't factor in unions. However, this is not decisive. We still have labor unions of factory workers here. Even though they're not really highly educated (Cmiiw). Another example, in IT, there are no unions. But I can see why he would think that way. If it's true. Also, my personal belief is it wont work. It's too late to focus on low-skilled factory workers. So many automations lately, it will cut a huge portion of low-skilled force. Can't replicate the '50s anymore.
Now that you said it, we don't see union strikes in the news anymore unlike SBY and mega's reign. Maybe that point is moot, wonder what happened there. On the point on IT worker unions, i think it's because progammers can have widely different work outputs depending on their skills. It doesn't make much sense for a whiz making 30 mio/month to collectively bargain alongside someone fresh out of a bootcamp. At least that's how a youtube lawyer (hoeg law) explained to me why there's no lawyer unions; he doesn't want to be tied to people with widely different skills.
Keliatan pemerintah tidak perduli. Yang dikhawatirkan bukannya buka lapangan kerja malah berpikir setoran masuk.
There are many ways that the government can take to reduce unemployment, but raising the number of job openings in the market is not one of them. The government doesn't have direct power over it. Economy is complex.
Sebenernya iya, cuman headline aja yang mbikin kesan orang pemerintah peduli bottom line saja. Kalau sy baca konten nya tidak separah itu sih quote nya, cman ya gitu ragebait headline yang framing mereka incompetent dalam memberi jawaban ke pers. They got me to click tho so fair play.
Yah to be fair dia org kemkeu, that’s his job to worry about national revenue kan. Satu2nya data yg dia bisa baca dan prediksi ya pasti masalah pajak. Kalo dia jg disuruh mikirin lapangan tenaga kerja dan kualitas SDM trus menaker dan mendikbud disuruh ngapain?
Bukan scope dia untuk bicara hal2 gitu juga. Bayangin dia nyeleweng ngomong tentang hal diluar expertise dia, malah resiko lebih besar salah ngomong dan bisa disewoti sm orang² di menaker sm mendikbud nya pula.
It is complex but the government can certainly increase the job market. This was done in the US post WW2. They increase gov’t spending for infrastructure development across the country, literally built highways to nowhere. In the short run it provided new jobs for the construction, and in the long run it helps development of those remote areas, increasing commerce and other economic activities. But I doubt this will ever happen here with the amount of corruption when it comes to gov’t projects.
Gk perlu jauh2 ke WW2 Ini sudah dan sedang terjadi di Indonesia sekarang. Pembangunan infrastuktur besar2an dalam 10 tahun terakhir emang buat apa? Yg paling immediate hasilnya ya menyerap tenaga kerja dan muter ekonomi, mulai dr kulinya sampai vendor2nya.
ta ta tapi kita ndak makan infrastruktur
US highway nya emang gila sih negara segede itu, pulau jawa yg sekecil itu aja masih kalah logistik nya
Pemerintah naikin pajak directly contribute ke naiknya unemployment. Harga2 naik, daya beli turun, penjualan turun. Badan usaha makin susah buat hire tenaga kerja. Tapi tenang aja karena ada IKN dan makan siang gratis.
Bukannya tidak peduli, tapi pada takut ditusuk dari belakang Coba liat Ahok, the man really care to his citizen, gubernur mana yang bikin apartemen 300 ribu sebulan buat warganya, mengurangi kemacetan, birokrasi jalan lancar, DAN menciptakan pekerjaan bullshit (pasukan warna warni) yang sebenarnya ga perlu tapi dia lakukan biar mengurangi pengangguran di jakarta Look what happen at 212, it truly hurt my heart that shitshow happen
*menciptakan pekerjaan bullshit (pasukan warna warni)* Bullshit" gitu masanya ada hasilnya kok. Bener lebih bersih. Inget waktu itu ke jakarta bisa ngeliat sungai warna rubah dari coklat ke hijau/biru.
Bullshit in this case is a compliment 😂
There are only so many jobs that the government can create though.
lho, malah menurut gw harusnya limitless. how? by loosening stupid regulations, and actually supporting value creation process di bawah2. i.e ini yang gw kepikiran aja nih: regulasi2 blo'on soal internet diapus2in, internet dikencengin, esports dibina, proses commerce di masyarakat dibantu, banyak lho
Wrong Saya pribadi percaya kalo tehnologi dibatasi malah akan membuka lowongan kerja Ga usah jauh2, beberapa temen ane beli roomba (robot sapu empel rumah) udah ga pernah manggil pembantu lagi That shit wipe millions job for millions indo woman
ya kata kuncinya kan disini "value creation process" kenapa lw fokusnya sama teknologi?
Mereka mana bisa membangun, bisanya cuma larang / blokir. Bypass larangannya ya pakai duit.
Dia bicara kapisitasnya sebagai Wamenkeu, buat urusan lapangan kerja urusan kementrian lain, mungkin begini
ya kan gk semudah itu juga
Lagi panik Daya beli warga lesu Supply job vacancy lebih dikit daripada demand Becuk lagi jadi bahan lawakan Sama....ukt yang lagi naik Ya ini bias sih
Khawatir karena berdampak menurunnya PPh/pajak penghasilan? Hahahahaha sekarang aja kebanyakan gajinya pada dibawah UMK/UMP gaji segitu belum kena wajib pajak, itu aja masuknya susah. Sudahlah pak duduk manis saja di kantor sambil menunggu bom waktu
Takut gak ada yang traktir Rubicon lagi
Up next: “Indonesian don’t travel anymore Bea Cukai worries income plummeting further”
Bukan nganggur, gelap (diluar pengawasan pajak). Ya kali orang indo ga mikir duit. Jukir liar, pengamen, calo, ormas, sampe rt rw camat lurah bpn kejaksaan dishub ditlantas satpol, mo urus tilang sim stnk kir bpkb hgb shm, dimana2 juga mata duitan smua. Semua peraturan seperti disengaja ada loophole atau bottleneck yg bisa dipake buat ngantongin duit. Indonesia masih mayoritas perekonomian "kotor" (suap, kkn, transaksi cash, dkk.). Mau rapi ala2 Jakarta SCBD biar bisa dipajakin? Mimpi kali. Yg di daerah mana mau dan ga bakal mau, soalnya ga bisa digelapkan sama yg pegang kuasa disana. Yg businessowner juga pada gamau soalny ga bsa tax evasion, bohong lapor pendapatan buat yang transaksinya cash only. Blom lagi juga alasan kenapa harga2 masih bisa tergolong murah. Kalo ditransparansikan tuh harga bakal naik semua gara2 harus itungin pajak juga ke harga jual.
Sebagai negara yg banyak touting mau jadi negara agamis ini negara laughably corrupt as fuck Kalau jaman sekarang ini beneran di PPN dari bahan baku 0 sampai jadi, harga itu bakal meroket bukan main. Oh ya, transparansi ya. Berarti plus gaji naik full jadi UMR + tunjangan ya. Petani itu rata" penghasilan 1 juta per bulan. Dari situ mau tarik pajak? Coba naik jadi UMR lalu bayar pajak, bisa tapi siapa yg mau bayar beras? Blum markup dari tengkulak; dari pabrik, dari juragan, dari toko. Garuda, krakatau, pertamina, wika, jiwasraya. Damn, the biggest names and the biggest corruption. Ini macam" perusahaan yg udah monopoli lho. Krakatau itu udah standar nasional baja lho, baja diukur dari standar krakatau. Dan masih bisa MINUS? Rakus itu bener" ga ada batasnya.
Pemerintah mengkhawatirkan terganggunya penerimaan negara akibat hampir 10 juta Gen Z menganggur. Pasalnya, jumlah anak muda yang menganggur diterjemahkan sebagai risiko yang bisa menekan potensi pajak ke depannya. Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, ini karena peranan masyarakat dalam dunia kerja sangat berpengaruh terhadap pendapat atau daya beli mereka. Selain itu, bila masyarakat produktif tidak memperoleh pendapatan, setoran penerimaan negara bisa saja terganggu ke depan, salah satunya dalam bentuk pajak penghasilan atau PPh. "Karena itu kita menginginkan suruh elemen masyarakat bisa aktif di dalam dunia kerja, sehingga bisa menghasilkan pendapatan, terus juga bisa menghasilkan penerimaan buat kesejahteraan dia sendiri," kata Suahasil di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Jumat (17/5/2024). - Bukannya khawatir pada kelaparan malah khawatir gak ada setoran pajak / gak tembus target 🙃 ....Ato jangan jangan Khawatir engga bisa hidup hedon lagi maksud'nya?
>Bukannya khawatir pada kelaparan malah khawatir gak ada setoran pajak / gak tembus target 🙃 Bukan kerjaan mereka sih untuk mengkhawatirkan hal tersebut, kan tugas kementerian yang lain itumah. I mean, what they are saying was a bit insensitive, but you know...
Yep, kayak menhan gak usah peduliin tata kota. Kecuali ente bikin fortress city
Tapi menhan ngapain juga ngurusin bertani singkong kalo gitu?
Nah pertanyaannya Mentan-nya ngapain
Nyewa biduan bang
Karena menurut pemahaman dia, urusan pangan itu urusan pertahanan negara. Logistik pertahanan + jaga kedaulatan supaya ga tergantung impor. Logika komandan tentara dibawa ke kementerian. Bisa dipahami sih. Tembak-tembakan dan strategi-strategian itu cuma ujungnya perang. Dasarnya itu menyediakan cukup perbekalan untuk sebanyak-banyaknya orang dalam kegiatan pertahanan negara (mulai dari makanan pasukan sampai menjaga industri senjata dan amunisi bisa jalan terus). AS menang Perang Dunia II karena logistik paling aman.
Ini sih. Jadi inget perang terakhir Zhuge Liang Shu vs Wei itu masalah terbesar dia itu ada di stok pangan buat bekal.
Khawatir tak bisa memberikan gundik2 mereka asupan protein putih dari bapak2 pajak itu
>"Karena itu kita menginginkan suruh elemen masyarakat bisa aktif di dalam dunia kerja, sehingga bisa menghasilkan pendapatan" Tidak tai, Sherlok. Banyak orang pengen dapet kerja.
> "Karena itu kita menginginkan suruh elemen masyarakat bisa aktif di dalam dunia kerja, ya emang supermayoritas pengen kerja pak dan tentunya kalau pengen orang dipajakin, pencari kerja dapat kerja dengan gaji melewati batas tidak wajib pajak kalau gajinya murah terus sama aja boong
....Ato jangan jangan Khawatir engga bisa hidup hedon lagi maksud'nya? kek-nya yang ini deh wkwkwk
Mereka digaji dari uang pajak kan? 🤭
Yup
khawatir nggak kebeli rubicon
gen z are killing taxes
Good, let's make it even harder and burry that sh!t 6 ft under
Tax the rich then ffs.
sample user pengguna server indonesia -> bpk sopir, emak serabutan, total penghasilan perbulan : 5jt -> anak lulusan sma, ingin kuliah ukt 15jt (2.5jt perbulan), minta keringanan gk dikasih karena punya motor -> gk mampu kuliah, mau nabung dlu ajah cari kerja -> mau kerja rebutan dengan 200an pelamar lainnya untuk 1 posisi -> kgk dapet-dapet kerjaan -> akhirnya buka usaha sendiri -> profit cuma 2jt perbulan, abis buat biaya hidup -> kesehariannya jaga usaha & lamar ditempat kerja -> dapet kerja gaji 5jt/bulan ijazah ditahan -> baru tau kalo thr gk dibayar & kerja 12 jam sehari (itu juga masih diomelin kurang produktif) -> balik lagi jaga usaha -> telah nyaman dengan usahanya jadi sampai meninggal tidak berpendidikan
\-> kena cegat ormas minta sumbangan dan "jasa keamanan" tiap bulan
I speak as an ex Bidikmisi receiver, penghasilan 10 juta kebawah masih notabene penerima KIP-K/Bidikmisi Meski official rules dibawah 4 juta, kenyataannya sedikit yang mendaftar KIP/Bidikmisi karena self apply bukan otomatis dari pemerintah. Jadi untuk memenuhi kuota, banyak univ menerima yang penghasilan diatas 4 juta asal tidak ketinggian agar kuota terpenuhi. Karena sistemnya kayak pemerintahan, kalo tidak memenuhi ya tahun depan dikurangi kuota nya, malah kasihan kalo mahasiswa miskin nambah tahun depan toh? Salah satu efek buruknya kita lihat di sosmed ada anak BM foya-foya karena keterima asal kuota, tapi bagi banyak universitas itu necessary evil untuk memenuhi kuota agar tidak turun.
Yup. Mesti 20% mahasiswa itu UKT kelompok 1-2 dan penerima beasiswa KIP (nama Bidik Misi jaman sekarang) soalnya. Daripada itu 20% isinya UKT kelompok 1-2 yang cuma bayar 500 ribu dan 1 juta. Mendingan narik menuhin itu 20% dengan penerima beasiswa KIP soalnya KIP pemerintah bayarin full ke universitas.
Kerjaan sekarang aja persyaratan umur maximum 25 tahun, kok kaget banyak yang nganggur? Benerin aturan kerjaan biar gak ada batas maksimum umur. Ageism di Indonesia parah banget.
Meski di hapus di requirment tapi tetep internal bakalan langsung di tolak, jadi sama aja.
Yess, emang jadi kudu cari kerja keluar negeri aja
Orang luar negeri power balance nya disisi employee karena replacement rate mereka dibawah rata-rata. Sehingga muncul imigrasi sebagai solusi meningkatkan power balance ke sisi employer. Negotiating power kita akan lebih besar di LN yang ngga anti imigrasi seperti singapur.
>Orang luar negeri power balance nya disisi employee Lmao, coba bilang itu ke r/recruitinghell. Dan Singapur punya kuota pegawai Luar negeri di setiap perusahaan, untuk pekerjaan yang profesional, biasanya diisi oleh eksekutif dan spesialis dari negara barat. Bukannya membantah, tapi ga semudah itu juga tinggal daftar luar negeri, apalagi bagi sebagian besar SDM Indonesia.
Recruiting hell is based on USA, yang justru karena mass immigration power balance kuat di employer, proving my point no? Aku sering kok kesitu, dan main point mereka pun shitting on immigrant with H1B karena mereka sadar imigran kenapa mereka masih ada di recruting hell. About Singapore, baru april kemaren ada temen dapat offer buat tech, mungkin agak bias tapi masih lancar kulihat.
That the plan, kerja di indo cari yg perusahaan international jadi ada chance bakal dpt pindah cabang LN.
25 tuh dah dianggap sudah pasti jompo, kena diabetes, stroke, osteoporosis , alzeimer
Menurut ku ini dampak negatif bonus demografi, terlalu banyak persaingan sehingga power balance di sisi employer, bebas syarat apapun demi filter kandidat. Menunjuk ke ageism tidak menyelesaikan masalah karena itu symptoms nya, filter 1 jatuh filter lain bakal bermunculan seperti lookism or behaviourism.
Setuju, sebagai gen Z juga kalo lihat beberapa lowker sampe heran dari umur, look, etc. Ini yang bikin gen Z juga susah dikerjaan Indonesia krn bonus demografi tapi malah tingkat pengangguran juga tinggi
Kadang aku kepikiran: kalo misal gara2 urbanisasi & living cost kota tinggi jadi jeblok birthrate kita, apa pekerja jadi lebih dihargai, seenggaknya 50an thn dari sekarang?
gee i wonder fucking why?
Are You over 25? Sorry old man. Go to retirement home
Kelompok umur diatas 25 https://preview.redd.it/bussnt8zxx0d1.jpeg?width=640&format=pjpg&auto=webp&s=2135eb2fc10dc924c371517b552d22c412ba32db
fuck I'm about to be 25 this year. if i lose my current job, guess i'll die then
Gue gak tau, tapi banyak random stranger di medsos gue (profesinya hr) suka baper kalo denger ledekan 'diatas 25 tahun udah dianggap usia pensiun' lmao
ketika gua umur 23 di bilang om om :"
Idk man, most of us gen Z are fast approaching the absurd arbitrary job requirements of max 25 thn and some already reached that age and unable to find work unless inside man and some of us are still in college with expensive tuition and absurd assignments. Sure, college is a tertiary education but the society didnt think so and most if not all jobs requires you to have a college degree and those who are able to get a job are paid scraps bordering slavery working on a Japanese work culture, North Korean jobdesk, Somalian salary with a living cost of the US.
Anak jaman sekarang banyak yang jadi overachiever, baru semester awal dah magang di PT² yang lumayan, portfolio lomba ini lah itu lah, dll. Akibat akses informasinya jadi super mudah+kegiatan MBKM Emang hidup makin sulit aja level survivalnya gara² persaingan tinggi akibat jumlah orangnya banyak dan pemerintahnya gak jelas ngembangin lowongan kerja (stratap tech tross lu genjot dari kapan tau, noh bidang² saintek lain atau soshum nyari kerjanya setengah mati gara² loker dikit kecuali jadi akademisi/nyari diluar. Sekarang tech winter langsung nambah tuh pengangguran )
Temen gua baru semester 3 udah magang di kejagung ajg ikut AIESEC pula, katanya buat ngewarnain linkedin. Ada pula temen gua yang baru lulus IT pada susah nyari kerja dan yang dapet kerjaan pada ngikut bapak
Ane masih semester 2 temen2 byk yg gacor juga
ya itu, kurikulum sekarang pada gencar gencar mahasiswa buat ikutan organisasi yang bukan dalem kampus sama ngeglorify kalo cari kerja gampang kalo ikutan magang di tempat tersohor dan organisasi international ataupun nasional dan sebaiknya cari di awal awal kuliah biar nanti cari magang gampang katanya
Ini bukan kurikulum melainkan dorongan globalisasi lowongan kerja Dulu nyari yang banyak histori magang/organisasi susah sekarang gampang dengan itu yang gacor senakin keliatan
>pemerintahnya gak jelas ngembangin lowongan kerja Kmaren pas pilpres, literally ada dua calon yg bilang mw hapus batasan umur dlm dunia kerja tapi ga ada yg peduli I guess orang kita memang nggak bisa aware sama isu-isu esensial
Ya sukurin. Ibaratnya kalau ternak sapi, gak mau kasih makan sapinya tapi mau perah susunya terus. Di satu sisi UKT naik diem2 bae, sedangkan apa2 kerja sekarang butuh S1. Lulusan S1 juga belum tentu bisa kerja karena pendidikannya gak sesuai dengan yang dibutuhkan di dunia kerja.
Hidungnya mirip https://preview.redd.it/ivmb1ae1sx0d1.png?width=1244&format=png&auto=webp&s=498a5bc8e9cdeb94093574eac0a6500fae1bc1c2
Kalo mau ngurangin angka pengangguran gampang banget, angka kelahirannya dikurangin.
...benar. Tapi itu ranahnya BKKBN, bukan Kemenkeu/DJP.
Sebenernya angka lahir udah menurun, malah stagnan. Bukannya angka lahir indo justru harus naik buat rate replacementnya? Di saat yang sama, ya..bonus demografinya ini yg harus diolah
the most gak napak tanah news I've read so far
dimulai dari hapusin usia maksimal kerja dan perbanyak lowongan kerja
Pemerintah bekerja untuk rakyat? Oh tidak... rakyatlah yang bekerja untuk pemerintah 🤣
Iya kan gitu, ibarat bangsawan dan rakyat jelata pada dahulu kala
Wkkwkw padahal banyak anak muda, instead of banyakin loker, mudahkan akses pendidikan, benerin aturan investasi biar pemodal percaya dan pekerja bisa tenang, they focus on: invest new city✨
Something something ga makan infrastruktur
&makan siang gratis
> invest new city✨ Kemarin-kemarin saya ngelihat hasil seleksi lowongan di IKN. Banyak lowongan, tapi peminatnya di beberapa posisi kelihatan kurang. Misalnya ada yang butuh 5 orang, yang ngelamar cuma 3, lolos seleksi 1. Itu lapangan kerja. Pada ngelamar ke sana gih?
Masalah paling besar ikn ini kan kemungkinan "gagal"nya Masih gde, ditambah dengan masyarakat lokal Yang aji mumpung, nyewain kos seharga jakarta dengan fasilitas sangat minim (cari aja deh thread lama di sub ini). Infra belum selesai, jadi gak menarik gitu buat pindah ke sana. Tapi kalau desperate kerja sih lumayan resiko sukses nya juga ada
Jujur prospek masih kurang stabil sebelum prabowo naik tahta (oktober), makanya perusahaan hiring nya masih belum besar-besaran nunggu momen yang tepat. Berlaku juga untuk pelamar, ada lapangan kerja tapi masa depan tidak bisa diprediksi ditambah faktor mental rakyat kita masih minimalisir resiko dibanding reward. Kita tidak punya high risk high reward culture kayak di USA sehingga startup merajalela, mental kita masih ngikut europe(mungkin turun dari belanda) yang konservatif dalam analisis resiko.
mustinya pemerintah membuka/menyediakan lapangan kerja kalo mereka udah kerja kan jadinya ga penggangguran dan gajinya dipotong pajak (setor pajak)
Kok khawatir? Tahun depan kan mau 12 % PPn... Bisa lah nutupin dari kekurangan PPh
You know what, i'm gonna nganggur even harder
Mungkin harus dimulai dengan price control UKT.
lagian buat keterima seleksi kerja aja susah amat, gw aja yang lulusan termasuk ptn favorit nganggur 2 tahun gara-gara ga dapet - dapet kerja sampe harus ambil sertifikasi baru dapet. gw tau dalam kasus gw itu bukan salah pemerintah, tapi udah tau bakal ada bonus demografik bukanya menambah investor untuk bikin lapangan kerja di indo, atau rapihin tu ormas biar orang yang ingin bisnis ga ada ketakutan bakal di palak
Sertifikasi ini agak gimana ya, sebenernya bagus untuk jabatan tinggi sama specialis tapi kurang bagus untuk posisi entry level. Apalagi sertifikasi kalau bayar sendiri cukup lumayan harganya. Parahnya lagi program prakerja gak bisa buat sertifikasi bnsp.
Oh…. Technically gw termasuk hello fellow 10jt orang gabut hehehe lu kira jaman sekarang cari kerja gampang apa??? sigh
banyak nganggur tapi herannya cafe, slot, ipong laku keras yg marketnya gen z
ini politisi indo polos atau emang masa bodo ya? atau ini klikbait title? mungkin di pikiran kementrian keuangan kek gini " 10 juta gen z nganggur? bodo amat itu urusan kementrian pekerjaan, yang beginian bakal ganggu pajak pendapatan negara"
>ini politisi indo polos atau emang masa bodo ya? atau ini klikbait title? *Kenapa gak dua-duanya buat ragebait?*
push terus blue collar, paksa konsumtif dan taat pajak. sementara boss boss nya sibuk evade/escape/dodging or whatevs.
NGENTOD LU GW KERJA CAPEK-CAPEK JUGA DIPAKE APA, BAYAR BUZZER BECUK [YANG BEGINIAN LAGI](https://freeimage.host/i/JPGrtKN)
Out of all thing to be concerned about unemployment issue, they worries more about tax income which are like one of the least concern on unemployment compared to... you know crime rate and economic recession. Absolute state of this country smh.
Tuh wiraswasta yg jualan di pasar pajakin berani ga ? Dikit dikit nyalahin gen Pemerintah dan masyarakat sendiri yg failure bikin investor asing mau invest disini, yg ada mereka malah bikin pinjol beranak pinak di indo
saya pernah bahas di suatu grup komunitas discord, ada genz yang dikantor ga mau kerja alasannya ga termotivasi. Ada yang bilang gini : "Ya salah kantor lah, mustinya bikin project yang menarik buat gen-z itu" trus saya bales "Kalo gitu ya tuh genset keluar aja, biar orang laen yang mau kerja yg masuk", eh malah dithumbdown
Iya deh pak, ini semua demi kesejahteraan masyarakat kan?
Please pak, gue mau kerja aja dimana2 loker persyaratan minimal 25 experience minimal 3 thn. Gaji umr padahal jenis pekerjaan yg butuh S1 dan kantoran. Pacar gue yg bule super surprised ama keadaan Indon dia bilang mending jadi barista starbucks di negaranya.
Well, i'm gonna say its a valid concern for him (kemenkeu) karena emang tugas dia buat malakin. Its certainly tone deaf and SHOULDN'T come from govt officials like him. Harusnya dipertanyakan, Kemnaker ngapain aja?? Harusnya mereka yg diwawancara. Peraturan ketenagakerjaan kek nonexistent dan tidak memihak pekerja.
Minta pajak doang. Orang bikin usaha aja gak dilindungi dari preman yang harusnya pembayar pajak minimal dilindungi. Makan situ keuntungan jangka pendek walaupun kalau kolaps negara ini nanti makhluk pemerintahan kayak gini tinggal kabur ke luar negeri pakai gabut mereka.
PAJAK ADALAH PENCURIAN
Setuju ga ada pajak ya. Tapi jangan minta infrastruktur, polisi, subsidi BBM, BPJS kesehatan, sekolah gratis... Mau?
Udah bayar aja jalan bolong polisi tidur ga jelas lampu jalan byarpet Jalan tol puluhan tahun ga jadi freeway tetep aja berbayar terus Sampah mo diangkut bayar lagi Lapor polisi hilang mobil? Hilang 1 lagi. Pungli juga dimana mana... Bpjs juga benernya motong gaji mau alasannya perusahaan yg bayar juga Sekolah gratis tapi kualitasnya .... ya gitu lah.... Public transport bisa dibilang ga ada... Parkir di pinggir jalan disuruh bayar lagi Padahal pajak sudah dobel dobel....
Lha meh pie kwe ki
"nanti siapa yg beliin saya Rubicon???"
![gif](giphy|uvfEYoOq7HPAA|downsized) Pemerintah:
Uwu cembeyut ya pak uwuwuwuwu sedih kesel pengen gw cengin abis2 an, bukan urusin orangnya tapi urusin duit yg bakal dikoruipsi doang paling biadab
apakah kasusnya sama dengan lost generation-nya Jepang awal tahun 2000an?
Yang dikhawatirkan cm persoalan ***setoran*** pajaknya doang dong 😂 mentang-mentang menteri keuangan ygy?
ga khawatir titisan Robespierre lahir di Garut pak?
Duh
ni orang antara psikopat, tone deaf, ignorance, atau apa ya?
bisa bisanya mikirin setoran dari rakyat, udh kayak kumpeni
salah sendiri gk ada / sedikit sekali investasi padat karya , yg banyak investor2 tambang yg cuman mau merusak alam . gen z hanya obyek pajak
YNTKTS
remember peasants, you're just statistics in the eyes of the elite
Lowongan kerja gak ngotak. Batas umur, pengalaman min 2 tahun lah, padahal itu kerjaan jadi ob.
Pengen marah tapi udah tupoksinya sih, solusinya bukan wewenang Kemenkeu. Coba kalau Mendikbud atau Menaker yang ngomong gini padahal solusinya di tangan mereka....
Nyari kerjaan dengan gaji yang cukup yang susah.
lagian goblok juga sih, ngasih lowongan wajib maksimal usia XX tahun. harusnya pemerintah sendiri yg ngelarang adanya pembatasan usia, bukan malah bikin aturan yang ngebolehin ada batas usia.
these pussies will never do something extreme like cracking down UMKM for tax
Alasan kekhawatirannya itu lho...... Ayah menganggur, ibu khawatir setoran bulanan jeblok... Apabila setoranan bulanan tidak jeblok maka ibu tidak akan khawatir walaupun Ayah menganggur.
https://preview.redd.it/gqzkmal55z0d1.png?width=878&format=png&auto=webp&s=871816b779cf0129117d0098dd90ec1e7aa491bd
Negara cita rasa geng mafia jir. Mau kere dalam damai aja gak bisa jir.
Memang warga negara RI ini cuma dianggap sapi perah aja oleh pemerintah.
panik nih, ceritanya?
panik nih, ceritanya?
Kok bisa? Bukannya ada 10 juta pembukaan lapangan kerja?
premis manga kalau pemerintahan korup ya ketika masyarakatnya mengaggur dan ngak makmur, landlordnya justru mikirnya gimana caranya menambah setoranpajak
"Karena itu kita menginginkan suruh elemen masyarakat bisa aktif di dalam dunia kerja, sehingga bisa menghasilkan pendapatan, terus juga bisa menghasilkan penerimaan buat kesejahteraan dia sendiri," kata Suahasil di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Jumat (17/5/2024). Hilih kintil paling penerimaannya buat dikorup lagi
fix alamat bntar lg nganggur bakal dilarang
Gimana klo punya anak dipajakin wkwk.. Lebih dr 2 kena progresif.. sebenernya pekerjaan selalu ada asal kreatif lahan subur sungai danau laut kaya ikan botol gelas akua tak bertuan, plorot celana dapat uang, yg penting jgn malas
Sampai sekarang masih kepikiran apa sih kerjaannya wakil menteri?
Solusinya bukan stop nambah anak ya, karena gen Alpha udah mulai berkurang piramidanya. Yang perlu diperbuat ya buat lapangan kerja baru
Sianjing
neet, hikki, let it rot, tang ping, kaum rebahan STONKS
kementerian lol, makan tuh ego sektoral
Tukang parkir sama pak ogah itu jg termasuk nganggur sebenernya